BAB
I
PENDAHULUAN
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan pada tanaman
terjadi karena adanya pertambahan ukuran (volume) yang irreversible (tidak
dapat kembali keukuran semula) yang disebabkan adanya pertambahan jumlah sel
melalui proses pembelahan sel secara mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran
dari tiap-tiap sel. Pertumbuhan dapat di ukur dengan alat yang dinamakan auksanometer
Sedangkan perkembangan adalah proses pendewasaan. Perkembangan tidak bisa
diukur.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah gen dan hormon. Faktor eksternal adalah suhu, cahaya,
kelembapan, air dan nutrien.
Perkecambahan
pada tumbuhan melibatkan proses fisika dan kimia. Perkecambahan dimulai dengan
proses penyerapan air (imbibisi), proses ini merupakan proses fisika. Masuknya
air pada biji menyebabkan enzim aktif bekerja, bekerjanya enzim merupakan
proses kimia.
Ada
dua tipe perkecambahan, antara lain epigeal dan hipogeal. Epigeal adalah tipe
perkecambahan dimana kotiledon berada diatas permukaan tanah karena hipokotil
tumbuh dan terangkat, sehingga mendorong kotiledon keatas. Sedangkan hipokotil adalah
tipe perkecambahan dimana kotiledon tetap berada dibawah tanah, epikotil tumbuh
dan terangkat sedangkan hipokotil dan kotiledon tetap tertinggal dibawah tanah.
Hormon
tumbuhan sering disebut fitohormon. Senyawa seperti hormone buatan atau dibuat
oleh organism selain tumbuhan tidak dapat digolongkat sebagai hormon tumbuhan.
Senyawa tersebut dinamakan zat pengatur tumbuh. Dengan demikian, hormone
pastilah zat pengatur tumbuh, tetapi zat pengatur tumbuh belum tentu hormon.
Saat ini telah dikenal hormone auksin,
giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumatin, dan kalin.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
I.
Judul
Pengaruh
faktor lingkungan terhadap pertumbuhan kecambah
II.
Variabel
penelitian
Variabel
bebas : intensitas cahaya matahari
Variabel terikat : panjang batang kecambah kacang hijau dan kacang
tanah, warna daun.
III.
Metode
penelitian
Metode
yang penulis gunakan adalah metode experiment, yaitu dengan melakukan percobaan
dan pengamatan untuk membandingakan satu jenis tanaman yang sama namun
diletakkan di tempat yang berbeda penyinarannya. Serta metode pengumpulan data
yang diperoleh dari beberapa buku atau literatur.
IV.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengaruh cahaya
(lingkungan) terhadap pertumbuhan kecambah
b.
Untuk mengetahui berapa perbandingan
panjang kecambah terhadap tempat yang berbeda intensitas cahayanya.
c.
Untuk memberikan keyakinan lebih bahwa
faktor eksternal memberikan pengaruh besar terhadap tumbuhnya suatu tumbuhan.
V.
Alat
dan bahan
·
Gelas plastik
·
Gunting / pisau
·
Kapas
·
penggaris
·
Air
·
Biji (kacang hijau dan kacang tanah)
VI.
Cara
kerja
1.
Gunting gelas plastik menjadi dua bagian
atas dan bawah, gunakan bagian bawah untuk percobaan. Hal ini bermaksud untuk
mempermudah pengukuran tinggi kecambah.
2.
Letakkan kapas ke dalam gelas plastik
yang sudah di gunting dan siram dengan air, tuang air sampai kapas basah namun
tidak sampai air melibihi kapas.
3.
Lakukan ini dengan 4 gelas plastik, dua
untuk kacang hijau dan dua untuk kacang tanah.
4.
Letakkan biji 3 sampai 4 biji pada
masing-masing gelas plastik
5.
Letakkan masing-masing satu antara kedua
jenis biji ditempat gelap dan terang
6.
Gunakan penggaris untuk mengukur tinggi
kecambah
BAB
III
HASIL
dan PEMBAHASAN
I.
Tabel pengamatan
No
|
Nama biji
|
Hari ke-
|
Intensitas cahaya
|
Panjang kecambah (cm)
|
Catatan
|
1.
|
Kacang
hijau
|
1
|
gelap
|
0
|
Masih
dormansi
|
terang
|
0
|
Masih
dormansi
|
|||
2
|
gelap
|
0
|
Proses
imbibisi
|
||
terang
|
0
|
Proses
imbibisi
|
|||
3
|
gelap
|
1,5
|
Kulit
biji pecah dan jatuh, kotiledon dan plamula terdorong ke atas
|
||
terang
|
1
|
Kulit
biji pecah dan jatuh, kotiledon dan plamula terdorong ke atas
|
|||
|
|
4
|
gelap
|
7
|
Plumula
berubah menjadi batang dan daun, warnanya
pucat.
|
terang
|
4
|
Plumula
berubah menjadi daun dan batang, warnanya hijau
|
|||
5
|
gelap
|
9
|
Masih
seperti keadaan sebelumnya
|
||
terang
|
6
|
Masih
seperti keadaan sebelumnya
|
|||
|
Rata-rata panjang
kecambah kacang hijau selama lima hari ditempat gelap : 3,5 cm
Rata-rata panjang kecambah
kacang hijau selama lima hari ditempat terang : 2,2 cm
|
Tabel 3.1
No
|
Nama
biji
|
Hari
ke-
|
Intensitas
cahaya
|
Panjang
kecambah
|
Catatan
|
2
|
Kacang tanah
|
1
|
Gelap
|
0
|
Biji masih dormansi
|
terang
|
0
|
Biji masih dormansi
|
|||
2
|
Gelap
|
0
|
Proses imbibisi
|
||
terang
|
0
|
Prose imbibisi
|
|||
3
|
Gelap
|
0,9
|
Plumula dan radikal keluar dari
dalam biji, kondisi kapas tetap putih.
|
||
terang
|
0,6
|
Plumula dan radikal keluar dari
dalam biji, kondisi kapas berwarna cokelat.
|
|||
|
|
4
|
Gelap
|
1,5
|
Masih seperti perkembangan
sebelumnya
|
terang
|
1
|
Masih seperti perkembangan
sebelumnya
|
|||
|
|
5
|
Gelap
|
1,7
|
Plumula menjadi batang namun
daun belum terlihat
|
terang
|
1,2
|
Plumula menjadi batang namun
daun belum terlihat
|
|||
Rata-rata panjang kecambah kacang
tanah selama lima hari ditempat gelap : 0,82 cm
Rata-rata panjang kecambah kacang
tanah selama lima hari ditempat terang : 0,56 cm
|
Tabel
3.2
II.
Pembahasan
Kacang tanah dan kacang hijau
yang diletakkan di dua tempat yang berbeda intensitas cahaya matahari memiliki
perbedaan yang sangat jelas karena cahaya matahari merupakan salah satu faktor
eksternal yang memberi pangaruh besar terhadap proses perkecambahan.
Pertumbuhan kecambah yang lebih cepat ditempat gelap ini disebut etiolasi,
etiolasi disebabkan oleh adanya suatu hormone, yaitu hormone auksin. Hormone
ini hanya akan bekerja di intensitas cahaya tertentu saja, yaitu tidak bisa
terkena panas tinggi, seperti cahaya matahari langsung sebab hal itu akan
menghancurkan auksin, sebaliknya auksin berkembang baik ditempat gelap. Auksin
berfungsi dalam pemanjangan batang dan pembelahan sel pada tumbuhan.
BAB
IV
PENUTUP
I.
Kesimpulan
1. Pertumbuhan kecambah jauh lebih
cepat ditempat gelap, karena adanya hormone auksin yang beperan dalam
merangsang panjang batang, sebab auksin tidak bisa bekerja ditempat panas atau
terkena sinar matahari langsung. Sebaliknya auksin berkembang sangat baik di
tempat gelap.
2. Kondisi kecambah yang tumbuh
ditempat gelap dan terang memiliki perbedaan yang jelas, yaitu pada warna
misalnya, kecambah yang ditanam ditempat terang memiliki warna hijau, karena
mengandung banyak klorofil untuk persediaan fotosintesis. Kecambah ditempat
gelap memiliki warna yang pucat karena hanya mengandung sangat sedikit klorofil
akibat tidak menerima cahaya matahari sedikitpun.
II.
Saran
1. Dalam melakukan percobaan
hendaknya dipersiapkan bahan dan alat yang yang dibutuhkan secara lengkap
supaya percobaan berlangsung cepat dan tidak rumit
2. Meneliti dalam mengukur tinggi
pertumbuhan kecambah setiap hari diwaktu/ jam yang sama.
3. Menempatkan alat percobaan
ditempat yang jauh dari gangguan seperti hewan, manusia usil, hama dan
sebaiknya ditempat yang tersembunyi.
DAFTAR
PUSTAKA
Syamsuri,
istamar dkk. 2006. Biologi 3A.
Jakarta : erlangga
Operation,
ganesha. 2012. Koding (konsep dasar & the king). Bandung : PT DUTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar